Sabtu, 04 Mei 2013

Dino Ooh Dino (3)

“ Nov, kamu dari mana saja ? seharian tidk masuk kelas “ tanya salsa.
Aku masih saja terbayang dengan ketakutan ku, akan ku simpan cerita ini sendiri agar tidak ada gosip mistis yang beredar, meskipun aku masih penasaran siapa yang membawaku ke UKS dan tega meninggalkanku sendirian.

“ ohh iya, tadi aku di halaman belakang sekolah, yaa seperti biasa dapat hukuman dari ibu Desi “ jawabku santai
“ Nov, kamu ternyata belum berubah “ sergah Defina
Mendengar celoteh Defina, kami hanya tertawa terbahak – bahak.
Bel sekolah mengakhiri pembicaraan kami siang itu, saatnya pelajaran agama. Aku sangat suka memperhatikan pelajaran ini, mungkin karena dibawakan oleh pak fadhlan, ayah Dino. Idolaku saat ini. Melihat sosok pak Fadhlan, ada ketenangan mendalam yang merayap dalam hatiku. Dia seorang yang plaghmatis yang damai. Tidak jauh berbeda dengan Dino yang sangat melankolis.
***
Dino adalah salah satu anggota rohis di sekolahku. Ketaatannya menjalankan kewajiban dalam beragama patut diberi jempol. Dia sangat menawan. Matanya enak di pandang. Dia juga sangat menghormati sesamanya, siapapun mereka,tak peduli usia, suku, agama, rasa, maupun adatnya. Satu hal yang dia yakini adalah semua orang sama dihadapan tuhan, yang membedakan hanya taqwanya.
Lamunanku masih saja berkutat pada sosok Dino, tentang ccaranya berjalan, berpakaian, berbicara, tertawa, sangat menggambarkan kepribadiannya. Dia tampak sangat dewasa.
aku hanya saja aku tidak pernah memperlihatkan ketertarikanku. Sebenarnya aku malu pada diriku sendiri. Aku adalah seorang perempuan yang jika dibayangkan bersanding dengan Dino akan terlihat sangat compang.

0 komentar:

Posting Komentar