Rabu, 24 April 2013

Dino Ooh Dino

Kriingg kringg kringg... bel sekolah membuyarkan tidur lelapku, kutengok jam waker yang masih duduk manis di meja belajarku, pukul  7.00, mataku membelalak memastikan jam waker ku tidak sedang rusak, aku terlonjak kaget setelah menyadari bahwa lima belas menit lagi pintu gerbang ditutup dan aku tidak ingin ibu Desi yang kolot itu memberiku  tugas menyapu halaman belakang  sekolah yang sedang bermusim gugur.

    Aku bergegas ke kamar mandi, menggosok gigi, dan mencuci  muka, kemudian memakai seragam. Tak lupa kutarik tas ransel hitam motif nightmare yang tergantung di belakang pintu kamarku.
“ pagi mama, pagi papa “ sambil mengecup pipi mereka.
“  Nov, kamu tidak mandi lagi ? tanya mama. Papa hanya menatap heran padaku.
 “ aduuh, mama ini bagaimana sih, Nov kan sudah terlambat, kalo harus mandi dulu bisa- bisa Nov tidak ikut ulangan harian “ dalihku panjang lebar Sambil mengambil beberapa lembar roti dan selai kacang kesukaan ku
“ makanya Nov, kalau sudah tahu ada ujian mestinya kamu bangun tidak kesiangan dong “ sergah mamam membuatku gerah.
“ iya deh maa, nanti  diusahakan , Nov pergi dulu, daagh sampai ketemu lagi” teriakku setengah berlari.
Kurasa papa dan mama masih menatap heran punggungku sampai aku menghilang di balik pintu ruang makan .
***
 “lima menit lagi, cepat cepat, cepat anak – anak , pagar akan segera di kunci, ayoo bergegas “ teriaknya cetar membahana
Tidak salah lagi suara cempreng itu, redaksi kalimat itu, aku sudah mendengarnya hampir tiga tahun terakhir ini, itu pasti ibu Desi. Guru yang super kolot dan tidak tolerir kesalahan siswa – siswinya.
“ Novita, kamu terlambat “ sergahnya sangat cepat.
“ Waduh, sepertinya ibu desi memang sengaja mengincar aku nih, kan hampir setiap hari aku terlambat “ gumamku dalam hati
“ Novitaaaaa,,” teriak ibu desi di telingaku.
Sontak saja aku sangat kaget.
“eeh iya ibu, kenapa ? “ tanyaku lagi
“ kenapa – kenapa ? kamu itu sudah terlambat tapi masih saja menghayal “ lanjut ibu desi kemudian
“ loh ibu, jam tanganku masih dua menit lagi kok  “ sergahku cepat.
“ iya, itu jam tangan kamu, jam tangan ibu sudah lebih dua menit, jadi kamu dinyatakan terlambat, dan sebagai hukumannya kamu harus menyapu halaman belakang sekolah sendirian !“ jelasnya panjang lebar.
“yaa ibuu, kemarin kan sudah “ jawabku setengah memelas.
“ Novita jangan membangkang, atau ibu tambahkan hukumannya ?” sergahnya mengancam.
“iya deh “ jawabku singkat.
Akhirnya apa yang tidak kuinginkan benar- benar terjadi hari ini. Aku bergegas ke gudang untuk mengambil beberapa alat kebersihan, lalu berjalan gontai menuju halaman belakang sekolah. Dan seperti dugaanku, halaman belakang sekolah sedang bermusim gugur .
***

0 komentar:

Posting Komentar