Kamis, 25 April 2013

Dino ooh Dino (2)

“ ahh, apa hari ini hanya aku yang terlambat ? “ tanyaku pada diri sendiri.
    Setengah jam sudah kulewati waktu hanya untuk membersihkan halaman ini, tapi tampaknya belum juga selesai. Aku putuskan untuk beristirahat sebentar di bawah pohon mangga yang rindang itu sebelum melanjutkan hukumanku.

    Baru saja kuselojorkan kaki ke depan, tiba – tiba mataku tertumbuk pada sebuah pemandangan langkah.yaa itu Dino. Di dalam perpustakaan sedang menatap ke arahku. Aku berlonjak merapikan tubuhku yang berantakan, rasa lelah ku sepertinya hilang sekejap. Aku baru saja mendapat “angin segar” tapi tiba- tiba dino menghilang dari pandangan ku. Aku terkulai lemas.
    Rasa nyeri di kepalaku membuat ku terbangun. Aku baru saja pingsan tidak sadarkan diri Tapi aku tidak tahu siapa yang membopong tubuh berat ku ini ke ruang kesehatan sekolah. Aku mencoba bersandar dan mencari sosok yang sekiranya telah membantuku, sekedar untuk mengucapkan rasa terima kasihku karena tidak meninggalkanku sendirian di halaman belakang sekolah. Tapi aku tidak menemukan orang lain disana.
‘ ahh, jahat sekali dia, teganya meninggalkanku sendirian di UKS yang angker ini “ kataku pada diri sendiri.
    Aku mulai berpikiran mistik. Teringat cerita – cerita para tetua tentang UKS yang angker ini. Menurut cerita, dahulu kala seorang siswa perempuan berambut panjang meninggal saat mendororkan darahnya. Katanya seorang  perawat hari itu membuat sebuah kesalahan bersar. Mereka lupa bahwa masih ada siswa perempuan di kamar belakang yang diambil darahnya.
    Waktu berjalan, hingga kegiatan PMR selesai. Mereka semua kembali ke rumah masing – masing. Sesampainya di rumah perawat itu berniat membersihkan peralatan medisnya, tetapi beberapa peralatan medis tidak ia temukan, akhirnya ia mengingat bahwa ia meninggalkannya di kamar belakang UKS. Ia pun bergegas tidur tanpa memikirkan apa- apa lagi.
    Keesokan harinya, siswa itu ditemukan sudah tidak bernyawa lagi, tubuhnya pucat pasi. Darahnya bersimbah kemana- mana. Sepertinya ia berusaha untuk melepas jarum suntik di lengannya, tapi apa daya darahnya sudah keluar terlalu banyak. Dan saat perawat itu hendak ke rumah sakit tempatnya bekerja, dua orang polisi menjemputnya. Dia ditahan dengan tuduhan pembunuhan seorang siswa berumur 16 tahun karena kelalaiannya menjalankan tugas. Dan dia dipecat dari rumah sakit tempatnya bertugas.
Sehari setelah kejadian itu, siswa tersebut merayakan ulang tahunnya yang ke-17 tahun. Sejak saat itu sampai sekarang, dua hari sebelum tanggal kelahirannya terdengat suara tangis yang sedang meminta tolong di kamar belakang UKS. Dan sejak saat itu pula, kamar tersebut di tutup rapat dan tidak pernah di gunakan lagi.
Bulu romaku merinding, aku beristigfar. Kualihkan perhatian ku dengan sengaja mencara sepatu, aku hendak keluar dari rasa takut ini.secepatnya.
***
(bersambung)

0 komentar:

Posting Komentar