Senin, 26 November 2012

Ayahku Berbeda ^^

pict from muudz: love you daddy

Satu dasawarsa silam adalah waktu yang cukup lama bagi beliau untuk memegang jabatan “basah” di sebuah sekolah dasar  di kota ku. Ya  maklumlah, sebagai seorang kepala sekolah beliau  bisa saja memanfaatkan kekuasaannya demi mensejahterakan keluarganya, apalagi dengan empat orang putri yang cantik – cantik.
Tentu banyak sekali tuntutan yang harus beliau penuhi sebagai ayah dan kepala keluarga, paling tidak beliau bisa membelikan kami anak- anaknya sepeda motor, atau beliau bisa saja menggantikan handphone kami dengan keluaran terbaru, atau beliau bisa membelikan sebuah laptop merk ternama, atau paling tidak beliau bisa mengirimkan uang jajan lebih untuk ku dan kakak yang sedang kuliah di kota besar. Tapi ayahku berbeda, beliau tidak pernah melakukan hal seperti itu.
Beliau hanya memberi uang dari hasil kerjanya, bonus, atau uang tunjangan yang diperuntukkan kepadanya atas hasil kerjanya. Beliau memilih hidup nyaman tanpa harus menjadi tikus kantor. Beliau memilih hidup jujur.
Setiap kali anak- anaknya bertanya
“ Ayah, kenapa sih hidup kita biasa – biasa saja ? padahal ayah kan seorang kepala sekolah, ?? jadi kami bisa saja hidup seperti yang lain, punya ini dan itu.”  
Ayah menjawab kami dengan tenang,
“ apa kalian mau di hantui mimpi buruk terus menerus setiap malam ??
Melihat tingkah ayah yang sangat besar pengabdiannya pada pekerjaan, membuat ibu berceloteh sendiri di dapur.
Ibu sering bilang pada ayah
“kenapa sih ayah tidak memberikan penghargaan buat diri sendiri dari kantor ? hitung – hitung sebagai tanda rasa terima kasih kantor atas kerja ayah, tidak usah banyak – banyak juga yah” ayah hanya menjawab “ buu, pemerintah sudah memberikan gaji yang sesuai dengan kemampuan ayah, berikut bonus dan tunjangan, apa ibu tidak malu harus mengambil milik orang lain ? apa lagi kita orang beragama, bukankan  sangat di larang mengambil hak orang lain ? kalau penjelasan ayah sudah seperti ini, ibu hanya terdiam.
ayah  ku selalu bilang bahwa hidup serba kecukupan itu mudah, yang kadang sulit dijalani itu adalah hidup serba kekurangan, itulah sebabnya ayah tidak membiarkan kami anak- anaknya hidup bermewah- mewahan. Ayah mengajarkan kepada kami semua untuk bersikap jujur, dan tidak mudah tergiur dengan limpahan materi yang kemudian akan merugikan orang lain.
Ayah telah bekerja selama 32 tahun sebagai pelayan masyarakat dibidang pendidikan. Di hari tuanya, ayah hanya memiliki sebuah rumah sederhana  dengan orang istri dan empat orang anak gadis yang beranjak dewasa. Bagi ayah, ibu dan kami anak – anaknya adalah harta paling berharga yang telah dititipkan sang khalik kepadanya.  Tak peduli seberapa keras orang menertawakan ayah karena tidak memiliki mobil, karena ayah harus menyewa ojek saat ke kantor, hanya berbelanja di pasar- pasar tradisional, tapi satu hal yang membuat ayah berbeda dengan orang kebanyakan, hidup ayah sangat tenang, bukan berarti tanpa cobaan tapi setidaknya kami semua dapat melalui cobaan yang datang.
Yang kutahu tentang ayah hari ini dan selamanya adalah ayah selalu berbicara apa adanya, berbicara dengan tim pemeriksa keuangan dengan mantap, membeberkan setiap LPJnya, dan menyergah atasan dengan sopan dan tegas karena memang ayah tak pernah mengambil sepeser pun hak orang lain yang diamanahkan oleh Negara.
Sebentar lagi ayah akan menjadi seorang pensiunan dengan nama yang bersih tanpa cela, tetap di segani oleh para masyarakat sekitar dan rekan kerjanya karena integritas dan totalitasnya dalam bekerja. Aku akan sangat bangga memiliki beliau dalam hidupku.
Seseorang pernah bertanya kepada ku
 “ Muudz, apa kamu bahagia hidup seperti ini ? “
dengan lantang aku menjawanb
“ iya, aku sangat bahagia dengan hidup yang kumiliki ini “
ia kemudian bertanya  lagi
“ mengapa demikian ? bukankah hidupmu sangat sederhana ?
aku menjawab
 “ iya, kau benar kawan, hidupku sangat sederhana”.
Tapi taukah kau  kebahagianku adalah :
ketika ayahku mengatakan TIDAK saat aku meminta sebuah laptop merk ternama,
ketika ayahku mengatakan TIDAK saat  aku meminta sebuah handphone limited edition,
ketika ayahku mengatakan TIDAK saat aku meminta sebuah motor baru,
ketika ayahku mengatakan TIDAK saat aku meminta uang jajan lebih,
ketika ayahku mengatakan TIDAK  saat aku meminta ini dan itu,
ketika ayahku mengatakan TIDAK bahkan saat permintaan ku mudah sekali mereka penuhi.
Ia kemudian bertanya lagi,
“ bagaimana mungkin itu membuatmu bahagia, sedang keinginanmu tidak terpenuhi?”
Aku hanya menjawab
“ karena begitu lah cara ayahku mengajari ku tentang cara hidup orang sukses “
Ia pun tersenyum puas.
           



0 komentar:

Posting Komentar